Minggu, 31 Maret 2013

Shalat Jenazah dan Shalat Gerhana


SHALAT JENAZAH

                Shalat jenazah terdiri dari 8 rukun dan hukum menjalankannya adalah Fardu Kifayah yang artinya, apabila tidak ada yang menjalankan, maka semua akan berdosa. Shalat ini tidak memakai ruku’, I’tidal, sujud, dan tahiyat. Semua dilakukan hanya dengan 4 kali takbir dan 2 salam, yang dilakukan dalam keadaan berdiri.
Berikut adalah rukun shalat jenazah:
1.       Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalau tidak disertai dengan niat, maka ibadah itu tidak akan sah, termasuk shalat jenazah. Seperti firman Allah SWT, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al-Bayyinah : 5)
Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.” (HR Muttafaq Alaihi)
2.       Berdiri bila mampu
Shalat jenazah akan sah jika dilakukan dengan berdiri. Jika shalat jenazah dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan, shalat jenazah tidak akan sah.
3.       Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi saat menyalatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyalatkan jenazah Raja Najasyi (shalat gaib) dan beliau tekbir 4 kali. (HR Bukhari 1245, Muslim 952, dan Ahmad 3 : 355)
4.       Membaca surat Al-Fatihah
5.       Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6.       Doa untuk jenazah
Sabda Rasulullah SAW :
“Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah : 1947)
7.       Doa setelah takbir keempat
Doanya berbunyi seperti berikut :
“Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu”
8.       Salam
Setelah tadi beberapa rukun shalat jenazah, di bawah ini merupakan tata cara untuk melakukan shalat jenazah:
1.       Lafadz niat shalat jenazah:
Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardhal kifaayatin makmuman/imaaman lillahi ta’aalaa”
Artinya:
“Aku niat shalat atas jenazah ini, fardu kifayah sebagai makmum/imam lillahi ta’aalaa”
2.       Setelah takbir pertama, membaca surat Al-Fatihah

3.       Setelah takbir kedua, membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW :
“Allahuma Shalli ‘Alaa Muhammad”
4.       Setelah takbir ketiga, membaca :
“Allahummagfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu’anhu. Wa akrim nuzulahu wawassi’mad kholahu waghsilhu bilmaa I watstsalji walbarad. Wanaqqihi minalkhataa yaa kamaa naqaitats tsaubal ab yadha minaddanas. Wa ab dilhu daaran khairan min daarihi. Wa ahlan khairan min ahlihi. Wazaujan khairan min zaujihi. Waadkhilhuljannah. Wa a’id hu min ‘adzaa bilqabri wamin ‘adzaabinnaar.”
Artinya :
”Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah dosa-dosanya dengan air, es, dan embun, bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian yang putih dari segala kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan istri yang lebih baik, masukkan dia kedalam surga, hindarkanlah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”
5.       Setelah takbir keempat membaca ;
”Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.”
Artinya :
“Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.”
6.       “Salam” ke kanan dan ke kiri

*Catatan: Jika jenazah wanita, lafadz ‘hu’ diganti ‘ha’.




SHALAT GERHANA

                Shalat gerhana merupakan shalat yang dilakukan ketika gerhana terjadi, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari. Shalat ini dilakukan sebanyak dua rakaat sesuai kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang tata caranya.
                Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilaksanakan seperti shalat sunah biasa dengan dua rakaat dan setiap rakaat terdapat satu kali ruku’ dan dua kali sujud. Namun, ada pendapat lain, yaitu shalat gerhana dilakukan dengan dua rakaat dan setiap rakaatnya terdapat dua kali ruku’ dan dua kali sujud. Pendapat yang terakhir ini lah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama.
Hal itu sesuai dengan dua hadist berikut
1.       “Aisyah Radhiyallahu anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘Ashalatu jami ah’ (mari kita lakukan shalat berjamaah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku dan empat kali sujud dalam dua rakaat.” (HR Muslim 901).
2.       “Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemudian beliau ruku dan memperpanjang rukunya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada rakaat berikutnya beliau mengerjakan seperti rakaat pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah tampak.” (HR Bukhari 1044).
Untuk lebih memahami tata cara melakukan shalat gerhana, berikut adalah ringkasannya:
1)      Berniat dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam dan beliau juga tidak pernah mengajarkan lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
2)      Takbiratul ihram
3)      Membaca doa iftitah dan  berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dilantangkan suaranya), seperti pada hadist Aisyah:
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (H.R Bukhari 1065 dan Muslim 901).
4)      Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
5)      Kemudian bangkit dari ruku’ sambil mengucapkan “Sami Allahuliman hamidah, rabbana wa lakal hamd”.
6)      Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7)      Kemudian ruku’ kembali. Namun, ruku’ yang kedua ini lebih pendek dari ruku’ yang sebelumnya.
8)      Kemudian bangkit dari ruku’.
9)      Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, kemudian duduk diantara dua sujud, kemudian sujud kembali.
10)   Kemudian bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama. Hanya saja, bacaan dan gerakannya lebih singkat daripada rakaat pertama.
11)   Salam.
12)   Setelah itu, imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, beristigfar, berdoa, bersedekah, dan membebaskan budak.

Sumber :

Minggu, 19 Desember 2010

Masa Kemunduran Islam (1250-1500.M)

Perkembangan Islam yang demikian pesat ada abad Klasik, antara 650-1000 M tidak dapat dipertahankan hingga abad pertengahan. Adakalanya Islam mengalami kemunduran. Penyebab kemundurannya antara lain:

1. Konflik antara Islam dengan Kristen
Pada saat itu, umat Islam telah berhasil menduduki daerah Spanyol dan menegakkan pemerintahannya. Tapi, meskipun begitu orang-orang Kristen terus maksanakan adat-istiadatnya. Tanpa diketahui oleh umat Islam, ternyata orang-orang Kristen itu mencoba meruntuhkan Islam. Lama kelamaan banyak terjadi pertentangan antara Islam dan Kristen di negari itu. Pada akhirnya, pada abad ke-11 kekuatan Kristen semakin maju, sedangkan Islam sendiri malah terpuruk.

2. Tidak ada Ideologi yang menyatukan bangsa
Pada saat keberadaan dinasti Umayyah di Spanyol, umat Islam masih malakukan adat-istiadat penignggalan nenek moyang mereka dan pemerintah pada saat itu tidak membuat ideologi untuk mempersatukan umat Islam. Pemerintah Bany Umayyah malah membedakan antara golongan Arab dengan Non Arab, sehingga terjadilah kebencian diantara mereka.

3. Sulitnya Perekonomian
Bani Umayyah di spanyol terlalu menitikberatkan pada hal pendidikan dan pembangunan gedung-gedung dikota dan tidak memerhatikan perekonomian, sehingga kesejahteraan rakyat menjadi tidak stabil.

4. Sistem peralihan kekuasaan
Setiap pergantian kepala pemerintahan, tidak diatur secara musyawarah seperti saat ini, tetapi berdasarkan sistem kerajaan, yaitu pengangkatan putra mahkota. Dengan adanya sistem ini kerap terjadi perselisihan antar umat Islam sendiri, karena jabatan negara bukan untuk keluarga kerajaan itu sendiri, melainkan untuk seluruh umat Islam.

Rabu, 21 April 2010

Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam sampai Masa Abbasiyah

1. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam sampai Masa Abbasiyah


Untuk melihat sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan tentu perlu diawali dari perintah Allah untuk belajar. Allah menurunkan wahyunya yang pertama tentang perintah membaca dan belajar melalui qalam (pena).

Rasulullah adalah orang pertama yang memenuhi ajakan Al-Qur’an untuk membaca dan belajar. Beliau sangat intens dalam berdakwah dengan dua aspek, yaitu agama dan ilmu pengetahuan. Rasulullah terus menyerukan kepada umatnya untuk belajar membaca dan menulis.

Umat Islam dan para sahabat menyambut sruan Allah dan hadis nabi tentang ilmu pengetahuan dengan sangat antusias. Mereka belajar membaca dan belajar menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya. Mereka mempelajari bahasa musuhnya agar terlindung dari kejahatan.

Kemampuan para sahabat pun ternyata tidak hanya pada pemahaman agama saja, tetapi juga pada ilmu pengetahuam yang lainnya, seperti pengetahuan dibidang hukum peradilan, ilmu bahasa asing, dan lain-lain.

Sejak Rasulullah dan sahabatnya di Madinah, para sahabat Nabi belajar dan mengajarkan ilmu didalam masjid. Mulai abad keempat para umara dan pembesar Islam mulai mendirikan tempat khusus ruang belajar yang menyatu dengan masjid. Selain itu, para sahabat juga membangun tempat untuk para pelajar, seperti pesantren atau asrama.

Sesungguhnya umat Islam mendahului umat lainnya dalam berbagai ilmu. Umat Islam jugalah yang pertama kali menciptakan huruf timbul yang berguna untuk memudahkan para tunanetra untuk membaca. Penemunya bernama Zainuddin Alhamidi, pada tahun 712 H ketika ia mengalami kebutaan pada masa mudanya.

Puncak dari kejayan ilmu pengetahuan Islam adalah pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa itu bberdirilah Baitul Hikmah (Lembaga Ilmu Pengetahuan. Tugas utama lembaga tersebut, yaitu menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa asing kedalam bahasa Arab.

2. Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai Masa Abbasiyah

Dari umat Islam munculah beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidanga ilmu pengetahuan, seperti di bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah.

a. Kedokteran

(1) Ibnu Sina

Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau dibesarkan di lembah Sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia. Ketika masih kecil beliau telah hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami ilmu kedokteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi penasihat para dokter pada masa itu.

(2) Ibnu Rusyd

Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir diujung barat negeri Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka pada tahun1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.

(3) Ar-Razi

Ar-Razi bernama lengkap abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal dengan nama Rhazes. Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H dan wafat apada tahun 320 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam pengobatan secara ilmu jiwa, yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi sugesti bagi para penderita psikomatis.

b. Matematika/Geometri

(1) Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi hidup dari tahun 780 – 850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yang terkenal Al-Jabru wal Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah menjadi matematika.

(2) Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi

Jamsyid hidup pada abad ke-7 di kota Samarkand, salah satu provinsi di Uzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang sangat pandai dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan ilmiah paling penting dalam matematika.

(3) Sabit bin Qurrah Al-Hirany

Kitab karangannya yang terkenal adalah:

  • Hisabul Ahillah
  • Kitabul ‘Adad

(4) Ibnu Haitsam

Kitab karangannya yang terkenal adalah:

  • Qaulun fi Halli Masalatil ‘Adadiah
  • Muqaddimah Dalilul Musaba
  • Ta’liqun fil Jabr

c. Biologi

(1) As-Simay

As-Simay adalah seoranmg ahli bologi. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.

(2) Ibnul Awwan

Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah.

(3) Al-Jahiz

Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.

d. Sejarah/Sosiologi

(1) Abu Abdillah Al-Qazwaini

Abu Abdillah Al-Qazwaini dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab terbaik pada masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul Ibad. Beliau meniliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian ilomiahnya dalam kitabnya itu.

(2) Abu Ar-Raihan Al-Bairuni

Al-Bairuni dilahirkan pada tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama didunia yang meniliti tentang sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara mengistinbatkannya.